Selasa, 28 Juni 2022

 TRANSFORMASI PENDIDIKAN INDONESIA ALA KI HAJAR DEWANTARA

Indonesia harus merasa beruntung memiliki tokoh pendidikan seperti   Raden Mas Suwardi Surjaningrat atau dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Beliau sudah memperkenalkan kepada kita tentang hakekat  pendidikan yang ingin mencapai titik tertinggi manusia  yaitu selamat dan bahagia sebagai manusia dan  memberikan kontribusi  dalam masyarakat. Hakekat ini sangat menghargai kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan yang unik dan memiliki dasar bakat  kecerdasan masing-masing.

 Dalam rangka mengembangkan dan menumbuhkan kodrat dasar tersebut maka seorang anak memiliki hak untuk tumbuh berkembang serta belajar sesuai kondisinya, karena pada dasarnya seorang anak itu suka belajar seperti  hal nya ia suka bermain. Kehilangan minat untuk belajar seperti halnya bermain dapat terjadi ketika anak kehilangan daya dukung atau mungkin tekanan - tekanan  dari sekitar  yang membuat ia ketakutan atau kehilangan antusiasme dalam belajar. Agar antusias belajar ini tidak hilang, orang dewasa disekitarnya atau seorang pendidik perlu memperhatikan cara mendidik dan mengajar, yang oleh Ki  Hajar Dewantara diperkenalkan dengan nama sistem among, yaitu memberi tuntunan. Sistem among ini bermakna menemani atau memberi dorongan agar si anak mampu memperbaiki perilakunya tanpa harus kehilangan keunikannnya. Sistem among yang diperkenalkan ada 3 yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, di depan memberi contoh, Ing Madya Mangun Karsa, di tengah menumbuhkan semangat , Tut Wuri Handayani, di belakang memberikan dorongan.  Pendidikan ini oleh KHD lebih dikenal sebagai pendidikan yang menghamba kepada anak, karena anak adalah sentral  yang akan menjadi objek , dan seorang pendidik akan mengerahkan segala kemampuan untuk memperbaiki perilakunya sehingga cipta rasa karsa dan jasmaninya bisa terasah dalam kehidupan. Pengasahan potensi- potensi tadi bisa diibaratkan seorang petani yang merawat tanaman, agar benih padi unggul bisa menghasilkan panen pada saatnya maka petani harus memperhatikan kebutuhan pupuk, air,  tanah,  bila perlu mencabut gulma dan tanaman pengganggu disekitarnya. Menjaga lingkungan agar anak tetap mengikuti kodrat alam dan zaman inilah membutuhkan  budaya positif.

Budaya positif bagi pendidikan  dengan system among yang diberikan ini diharapkan  mampu menumbuhkembangkan tujuan sebagai manusia seutuhnya yang selamat dan bahagia dan memberi kontribusi dalam masyarakat. Dalam kehidupan sekarang  tujuan ini secara jelas dapat dilihat pada pencapaian profil pelajar Pancasila dimana seorang anak diharapkan memiliki keimanan dan ketaqwaan  kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebhinekaan  global,  bergotong royong,  kreatif, bernalar kritis dan memiliki kemandirian.  Mencapai profil tersebut di masa sekarang   tetap relevan menggunakan  sistem among/menuntun yang diperkenalkan oleh Ki hajar Dewantara versi abad 21 yaitu  dengan cara berkolaborasi , mengajak berfikir  kritis reflektif , selalu membangun komunikasi yang tepat , meningkatkan  kreatifitas dalam kehidupan. Apabila hal-hal yang sudah disebutkan di atas bisa dilakukan maka transformasi pendidikan di Indonesia untuk  pencapaian profil pelajar Pancasila di era revolusi industry ini akan dapat tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar