SMKN1
Saptosari tempat kami belajar terletak
di JL Panggang Wonosari Saptosari Gunungkidul. Memasuki halaman sekolah ini ,
terasa, bangunan yang tertata dan tercat warna warni, dengan garis garis hijau
sebagai lokasi pejalan kaki. Pagi hari tampak
Bapak ibu guru di depan gerbang sekolah, mengucapkan salam , tersenyum Ceria menyambut kedatangan anak. Aktivitas pagi
dimulai dengan masuk kelas masing-masing, anak mengikuti pelajaran dengan diampu
guru masing-masing baik pelajaran normative adaptif di kelas, di lapangan ataupun di bengkel atau
laboratorium bagi yang produktif. Kadang
tampak anak -anak memegang HP untuk pembelajaran, mencari materi atau membuat
video. Berbagai variasi kegiatan sudah dipilih bapak ibu guru untuk aktivitas
pembalajaran di sekolah. Di sekolah kami bapak ibu berwajah ceria dalam menghadapi anak, sesekali tampak mereka
berbicara serius atau terpantau berbisik-
bisIk, rupanya proses coaching terhadap anak- anak yang membutuhkan perhatian
tetap akan ada di sudut- sudut sekolah.
Kadangkala pukul
07.00, masjid sekolah tampak ramai, untuk kelas yang mendapat jadwal karakter dan ketaqwaan , dimana anak melakukan kajian pagi , baca al quran
maupun mendengarkan kajian. Bagi yang beragama selain Islam, ada kegiatan juga
di perpustakaan atau aula sekolah. Bahkan sebelum pukul 06.30, sudah ada anak-
anak di lapangan yang memilih menjadi peserta kesemaptaan, untuk memupuk kemampuan fisik dan kepemimpinan.
Kegiatan sekolah ini sangat beragam, untuk kepentingan anak dan berdampak
positif pada anak. Anak berkegiatan di
sekolah sampai sore tanpa ada perasaan jenuh.
Ada satu hal
sangat menarik perhatian yaitu tentang sampah dan pembuangannya. Masih kami
dapati anak - anak yang membuang sampah sembarangan, memasukkan sampah dalam
laci , seandainya buang sampah ,kurang memperhatikan jenis- jenis sampah,
walaupun sudah ada tempat sampah yang
dipilah.
Kegiatan
hukuman kadang masih berlangsung untuk
mengembalikan ketertiban bila ditegur anak tidak mengindahkannya. Berdasarkan prinsip pendidikan yang
memerdekakan, dimana tanggungjawab di bangun atas dasar kepahaman, memahami tentang displin positif dan mengubah hukuman menjadi konsekuensi, maka muncul sebuah prakarsa
perubahan yang dapat dikembangkan di
sekolah dalam pembelajaran.
Tantangan
berupa kekurangpaham anak terhadap sampah, dampak dan kegunaannya akan
diubah melalui pembelajaran yang
menyenangkan yaitu model PJBL. Anak akan
di rangsang untuk membentuk kelompok dan mencari tema, berdiskusi, riset sampai
menampilkan aksi nyata berupa kampanye dan pembuatan produk daur ulang.
Nantinya diharapkan muncul aksi nyata anak tergerak untuk mensosialisasikan
atau mengkampanyekan pembuangan sampah pada tempatnya, memilah sampah serta
produk daur ulang kepada semua warga sekolah. Diharapkan dengan pembelajaran ini anak akan
lebih mencintai kebersihan, membuang sampah pada tempatnya dan dipilah, saling
mengingatkan bahkan mampu menubah sampah menjadi produk yang berguna. Semua itu
merupakan upaya pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas,
komunikasi kerjasama dan tanggungjawab
anak terhadap lingkungan