Kamis, 01 Juli 2021

KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN

         

             Pelaksanaan kurikulum paradigma baru akan dimulai di tahun ajaran 2021/2022. Kurikulum ini akan dilaksanakan terbatas pada sekolah -sekolah yang ditunjuk untuk kemudian dikembangkan di tahun selanjutnya. Kurikulum  opersional  yang dikembangkan di sekolah memiliki prinsip kontekstual.  Mengapa harus kontekstual? Konstektual berarti menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industry.  Artinya  Kurikulum operasional sangat dipengaruhi oleh karakter sekolah, sehingga  sekolah  mengembangkan kurikulum operasional berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum, sesuai karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan. setiap sekolah memiliki aset, daya dukung, karakteristik yang berbeda, maka penting bagi sekolah untuk melaksanakan analisis lingkungan sekolah sebelum membuat kruikulum operasional satuan pendidikan.

     Kurikulum operasional satuan pendidikan  perlu melibatkan semua komponen sekolah, baik tenaga kependidikan maupun pendidik termasuk didalamnya manajemen sekolah, bahkan siswa sebagai objek sekaligus subyek dalam pelaksanaan pembelajaran berpusat pada siswa wajib diikutkan  dalam penyusunan kurikulum ini. Bagaimana caranya? melalui kuisioner atau hasil wawancara yang dikumpulkan sebagai data oleh sekolah yang dianalisis oleh tim sebagai bahan penyusunan kurikulum.  Selain pihak internal, pihak eksernal juga harus  dilibatkan dalam penyusunan kurikulum ini yang lebih dikenal sebagai kegiatan penyelarasan kurikulum. Misalnya pihak IDUKA, mitra dalam kegiatan eksternal dan penyaluran tenaga kerja. Pihak sekolah juga bisa melibatkan pihak akademisi yang  ada disekitar dan bisa dimintai sumbangan keilmuan dalam pelaksaan kurikulum ini. Sinergi antara sekolah dengan pendidikan vokasi dan IDUKA diharapkan akan mampu menghasilkan lulusan- lulusan yang memenuhi standar- standar yang telah ditetapkan dan pencapaian profil pelajar pancasila. serta meningkatkan serapan lulusan SMK di dunia industri. 

        Sekali lagi, dalam pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan, semua pihak akan memiliki  peran yang  dimulai dari perumusan visi, misi dan tujuan sebagai  pedoman seluruh warga sekolah bergerak bersama. Semua unusr perlu dilibatkan dengan cara yang bisa dikemas dan dirumuskan oleh tim yang sudah dibentuk oleh sekolah.

       Pelibatan dan penempatan peran masing-masing pihak dalam pelaksanaan kurikulum  bisa dimulai dengan membuat peta pemangku kepentingan, sehingga sekolah bisa menentukan langkah  yang paling tepat  untuk melibatkan semua unsur bagi pencapaian tujuan. Semakin banyak unsur yang  mengenal dan memahami  kurikulum paradigam baru maka dukungan akan semakin besar dan masif  dan  profil pelajar pancasila dapat diwujudkan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar