Rabu, 14 Juli 2021

Resiliensi ( adaptasi teknologi)

 RESILIENSI   (ADAPTASI TEKNOLOGI)

Saya sadar  menghadapi perkembangan teknologi informasi yang luar biasa membuat banyak lorang merasa tidak percaya diri, karena merasa tidka menguasai. satu teknologi kita kuasai, dalam hitungan bulan, sudah muncul teknologi yang baru. kondisi seperti ini bisa menimbulkan rasa minder, tidak ahanya para guru yang sudah menua tetapi juga  pelajar pelajar yang tidak bisa menggunakan perangkat teknologi ini.   

saya berfikir bahwa butuh sesuatu untuk keluar dari kondisi ini., yaitu satu kekuatan, yang disebut resilensi.  Resiliensi oleh para pakar psikologi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk keluar  atau bangkit setiap kali mengalami desakan mundur atau bahkan kekalahan. Bahasa lain yang mudah dikenali adalah daya lenting. Dalam menghadapi lompatan teknologi informatika khususnya pembelajaran di era sekarang ini, terasa sekarang seseorang harus marathon dalam mengikutinya pada saat ia ingin bisa benar benar unggul dan berada di  barisan depan. Posisi melakukan marathon ini kadang orang itu akan berhasil tapi kadang juga mengalami ketertinggalan.  Nah resilient itu memanfaatkan keunggulan untuk kemudian bisa melejit lebih tinggi lagi disaat fase ketertinggalan dan mengangap ketertinggalan itu adalah sesuatu yang biasa. Mengatur tenaga menjadi hal yang sangat fundamental, seperti juga mengukur sejauh mana kita dengan garis finish, sehingga energi yang kita keluarkan menjadi terukur. 

Bagi kita yang merasa harus beradaptasi dengan teknologi,  beberapa tips yang bisa dilakukan adalah

1. jangan merasa panik, dan tidak terburu buru. tidak bisa itu bukan aib, dan kondisi tenang akan mempermudah seseorang mengoptimalkan kemampuan dalam belajar

2. gunakan komunitas sebagai arena berbagi, bertukar pengalaman, seseorang kadang malu menyampaikan ketidak tahuannya dan solusi apa yang harus dia  dapatkan, bertanya dalam komunitas akan mempercepat pembelajaran dan meningkatkan daya lenting. karena masalah satu orang bisa jadi adalah masalah yang lain. semakin banyak masalah yang dibicarakan dan ada solusi yang dilakukan, maka semakin banyak anggota komunitas tersebut belajar.

3. membuka diri dan jangan malu untuk bertanya. sekali lagi. tidak tahu di era teknologi ini bukan aib. karena begitu beragamnya teknologi yang beredar dan perkembangannya sangat pesat, seseorang ahli disatu bidang belum tentu menguasai bidang yang lain.

4. luangkan waktu untuk belajar. membutuhkan waktu khusus untuk menguasai sebuah teknologi, dan memang harus kita luangkan.


https://www.instagram.com/p/CRT3QvILAUn/?utm_medium=share_sheet



Jumat, 02 Juli 2021

LITERASI DIGITAL

         Digital teknologi, bukan hal yang aneh bagi anak muda sekarang. Tetapi untuk bapak ibu guru yang berusia diatas 40  tahun , ada lompatan teknologi yang harus dilalui. Bapak ibu guru ini memiliki kesempatan menyaksikan dua masa yang berbeda yaitu  masa konvensional, saat belum muncul gadget dan masa milineal  yang semua serba memanfaatkan teknologi IT.

         Sebagai seorang guru saat ini, melek teknologi digital   menjadi sebuah keharusan, apabila para guru ini menginginkan sebuah pembelajaran yang menarik, berpusat pada anak, berdasar kebutuhan dan minat anak.  Kemampuan mengoperasikan dan memanfaatkan IT harus mampu dikejar. Ketertinggalan itu tidaklah membuat guru putus asa, ketika seorang guru sudah membuktikan bahwa ia seorang pembelajar sepanjang hayat  maka belajar IT pun mampu ia lakukan. 

        Pembelajar sepanjang hayat adalah kunci  kesiapan memasuki dunia digital dan memanfaatkan IT. Berdasarkan  pengalaman pribadi, bergelut dengan dunia digital dan memanfaatkan semua sarana untuk pembelajaran saat ini membutuhkan keberanian besar diawal. Rasa  ketakutan salah pencet, merusak aplikasi, tidak  tahu prosedur atau bagaimana ketika ada kesalahan tentulah pengalaman yang cukup menegangkan. Inilah yang membedakan dengan anak sekarang,  mereka dengan sangat percaya diri mencoba semua tombol dalam gadget tanpa ada rasa takut salah, sehingga pengalaman belajar mereka lebih banyak dan hasil belajar mereka lebih maksimal.

    Untuk saat ini bagi seorang guru, menguasai aplikasi berbasis teks dan angka, seperti  word, excel, powerpoint sudah menjadi teman dalam bekerja. Pemanfaatan aplikasi online seperti google form untuk pembuatan dokumen, google classroom sebagai  kelas maya bagi anak juga sebuah hal biasa di masa pandemi dengan pembelajaran jarak jauh. Kepiawaian itu perlu didukung dengan editing video, editing photo atau pembuatan poster, kemampuan mentransfer file dengan extension tertentu ke yang lainnya juga mulai haraus dikuasai. semua itu bisa dilakukan dengan belajar mandiri ataupun meminta bantuan orang orang yang lebih ahli. Dunia maya seperti facebook, whatapps, instagram pun bisa dijadikan media belajar saat ini. Untuk dunia pendidikan saat ini pembelajaran akan lebih efektif ketika kita menguasai teknologi informasi  di sekolah adalah G Suite, PPT Slide, Google Classroom, Google Form, Zoom meeting, Google Meet, dan pengelolaan nilai online. 

    Bagi sekolah, ketika ingin memanfaatkan IT maka sarana dan prasarana harus disiapkan, yang tidak lepas juga dengan kondisi peserta didik dan orangtua , karena ini berkaitan dengan sinyal, kesiapan kuota dan gadget yang memadai  Kata kunci pentingnya adalah mau membuka diri dan tidak malu untuk terus belajar. MERDEKA BELAJAR. Seperti dalam tayangan berikut, yang bisa disaksikan GURUKU TIDAK CUPU. 



Kamis, 01 Juli 2021

KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN

         

             Pelaksanaan kurikulum paradigma baru akan dimulai di tahun ajaran 2021/2022. Kurikulum ini akan dilaksanakan terbatas pada sekolah -sekolah yang ditunjuk untuk kemudian dikembangkan di tahun selanjutnya. Kurikulum  opersional  yang dikembangkan di sekolah memiliki prinsip kontekstual.  Mengapa harus kontekstual? Konstektual berarti menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industry.  Artinya  Kurikulum operasional sangat dipengaruhi oleh karakter sekolah, sehingga  sekolah  mengembangkan kurikulum operasional berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum, sesuai karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan. setiap sekolah memiliki aset, daya dukung, karakteristik yang berbeda, maka penting bagi sekolah untuk melaksanakan analisis lingkungan sekolah sebelum membuat kruikulum operasional satuan pendidikan.

     Kurikulum operasional satuan pendidikan  perlu melibatkan semua komponen sekolah, baik tenaga kependidikan maupun pendidik termasuk didalamnya manajemen sekolah, bahkan siswa sebagai objek sekaligus subyek dalam pelaksanaan pembelajaran berpusat pada siswa wajib diikutkan  dalam penyusunan kurikulum ini. Bagaimana caranya? melalui kuisioner atau hasil wawancara yang dikumpulkan sebagai data oleh sekolah yang dianalisis oleh tim sebagai bahan penyusunan kurikulum.  Selain pihak internal, pihak eksernal juga harus  dilibatkan dalam penyusunan kurikulum ini yang lebih dikenal sebagai kegiatan penyelarasan kurikulum. Misalnya pihak IDUKA, mitra dalam kegiatan eksternal dan penyaluran tenaga kerja. Pihak sekolah juga bisa melibatkan pihak akademisi yang  ada disekitar dan bisa dimintai sumbangan keilmuan dalam pelaksaan kurikulum ini. Sinergi antara sekolah dengan pendidikan vokasi dan IDUKA diharapkan akan mampu menghasilkan lulusan- lulusan yang memenuhi standar- standar yang telah ditetapkan dan pencapaian profil pelajar pancasila. serta meningkatkan serapan lulusan SMK di dunia industri. 

        Sekali lagi, dalam pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan, semua pihak akan memiliki  peran yang  dimulai dari perumusan visi, misi dan tujuan sebagai  pedoman seluruh warga sekolah bergerak bersama. Semua unusr perlu dilibatkan dengan cara yang bisa dikemas dan dirumuskan oleh tim yang sudah dibentuk oleh sekolah.

       Pelibatan dan penempatan peran masing-masing pihak dalam pelaksanaan kurikulum  bisa dimulai dengan membuat peta pemangku kepentingan, sehingga sekolah bisa menentukan langkah  yang paling tepat  untuk melibatkan semua unsur bagi pencapaian tujuan. Semakin banyak unsur yang  mengenal dan memahami  kurikulum paradigam baru maka dukungan akan semakin besar dan masif  dan  profil pelajar pancasila dapat diwujudkan.