Sabtu, 26 Juni 2021

KURIKULUM DAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

         Zaman terus berubah, kehidupan terus berganti. Menyimak pemaparan tentang kurikulum dan profil pelajar pancasila, satu kata yang dapat saya simpulkan adalah kata DINAMIS. Setiap guru harus siap dengan segala perubahan, sesuai arahan bapak pendidikan kita ada kodrat zaman yang tidak bisa dilawan, bahwa zaman terus bergerak, maka manusia didalamnya juga harus siap untuk bergerak seiring gerakan zaman. Mencermati arahan kerangka kurikulum, maka terlihat dan terbaca adanya integrasi antara pemerintah pusat dan daerah. Keduanya saling berbagi tugas dalam sektor pendidikan ini,  

Pemerintah pusat memiliki kewenangan untuk menetapkan Profil Pelajar Pancasila, struktur dasar mata pelajaran dan program penguatan profil pelajar Pancasila serta prinsip pembelajaran dan asesmen. sedangkan satuan pendidikan.  memiliki keleluasaan dalam merancang kurikulum operasional sekolah dan modul ajar untuk memfasilitasi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kompetensi siswa. Pembagian ini sebagai upaya untuk menterjemahkan dan mengimplementasikan konsep memerdekakan pendidikan. Untuk apa semua itu?   semata mata untuk mencapai goal bersama mencetak profil lulusan yang bertujuan menunjukkan karakter dan kompetensi yang diharapkan diraih dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila peserta didik dan para pemangku kepentingan. Sebuah uapay riel menggabungkan berbagai masukan dari para Ahli Materi , Ahli Pendidikan,  Pakar Psikologi Perkembangan.,Organisasi profesi dan Praktisi di masing-masing bidang. 


FILOSOFI PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

         Siapa tidak  mengenal Ki hajar Dewantara. Sosok yang sangat inspiratif untuk pendidikan bangsa Indonesia.   Ketika membaca dan mendengarkan pemikiran beliau tentang anak bangsa dan pendidikan di Indonesia,  seakan membuat saya berputar dengan sejarah masa lampau. Sempat merenung dan terkaget sesaat. Seperti nyata, ketika mendengar kisah beliau, terbayang duduk di depan saya sosok kharismatik tersebut. Sebuah pemikiran yang sangat jernih dan muncul dari buah pemikiran yang sangat dalam. Pemahaman beliau tentang hakekat manusia, hakekat perubahan dan arti kebudayaan bagi perjalanan sebuah bangsa. Dalam benak saya, beliau seakan bisa menerawang bangsa ini berpuluh tahun dari  kehidupan beliau.  Sebuah kemestian bahwa bangsa ini akan terus bergerak, pendidikan akan tetap menjadi dasar bagi peradaban bangsa ini,  anak- anak bangsa tetaplah harus memperhatikan kodrat alam, kodrat zaman  kalau tetap ingin eksis dalam pertarungan  antar bangsa. Eksistensi sebuah bangsa yang tetap berakar pada nilai nilai budaya bangsa, yang ditampilkan dengan penuh keyakinan diri. Semua harus berperan, para guru di sekolah,  para pemimpin yang hahekatnya menjadi  guru- guru bangsa haruslah meneladani konsep Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani.  Para guru harus berani melakukan autokritik bahwa para siswa adalah sesosok merdeka, yang tetap ingin menjadi dirinya bukan diubah menjadi sosok lain, sehingga konsep memerdekakan pendidikan saatnya dikibarkan setiap masa. Konsep  kemerdekaan dalam pendidikan berarti sejahtera dalam proses dan hasilnya, sehingga  mereka  menjadi manusia seutuhnya.